UPGRI Semarang Gelar Diskusi Mengatasi MEA

Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), tak boleh disikapi dengan kekhawatiran berlebih. Kalangan perguruan tinggi, sebisa mungkin harus mampu menjadikannya sebagai peluang.
‘’Adanya sistem MEA membuat sekat di antara negara-negara Asean akan terhilangi. Ini, tentu menjadi peluang tersendiri bagaimana PT akan dapat memperluas kerja sama misalnya,’’tutur Wakil Rektor Universitas Malaysia Kelantan Prof Dr Roselina A Saufi dalam diskusi ilmiah ‘Pengembangan Sumber Daya Manusia Menyongsong Asean Community 2015’, di Universitas PGRI (UPGRI) Semarang, Rabu (20/8).
Roselina beranggapan bahwa peluang akan selalu ada. Kalangan PT, termasuk di Indonesia tak boleh pesimis dalam percaturan regional semacam ini. Meski demikian, tak bisa dipungkiri tingkat kompetisi menjelang bergulirnya Asean Community 2015 atau pasar bebas Asean, semakin ketat.
Persaingan itu mencakup segala bidang, baik perdagangan, industri hingga tenaga kerja. Perguruan Tinggi sebagai salah satu pencetak tenaga kerja juga dituntut untuk meningkatkan kualitas lulusan agar mampu berkompetensi.
‘’Bagaimana kita menerjemahkan kebutuhan lulusan atau tenaga kerja yang berdaya saing? Lalu apa yang dimaksud dengan daya saing itu sendiri,’’terangnya.
Peraih gelar doktor dari University College London itu menyebutkan, setiap tahun ada sebanyak 40 ribu lulusan yang dihasilkan oleh universitas dan lembaga pendidikan di Malaysia. Guna bersaing dengan tenaga kerja yang datang dari luar negeri, lulusan dibekali dengan ketrampilan, kemampuan, dan kemahiran.
Terdapat delapan hal yang harus diperhatikan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkompeten, yakni sistem,keahlian, bakat, kompetisi, pengetahuan, kewirausahaan serta daya kritis.
‘’Ini bisa dimulai dari sistem untuk membentuk SDM yang berkualitas, seperti metode pembelajaran, materi pembelajaran hingga implementasi yang mengatur sistem pendidikan. Lebih dari itu skill atau kemampuan, dengan mengajarkan berbagai kemampuan yang ada diluar pembelajaran akademik, mengasah bakat atau talent yang dimiliki hingga mengasah kemampuan akademik dan non akademik lewat kompetisi,’’terangnya.
Rektor UPGRI Semarang Dr Muhdi SH MHum mengakui Indonesia perlu bersiap menghadapi pasar bebas Asean. Wajib dipersiapkan sarana prasarana hingga SDM. PT memiliki peran penting dalam bagian ini. Mereka, wajib mencetak tenaga-tenaga profesional.
Ketika Asean Community 2015 bergulir, tenaga kerja asing bisa bebas masuk ke Indonesia. Tanpa keterampilan memadai tidak mungkin tenaga kerja Indonesia eksis malah justru berisiko tersingkir.
Untuk itu diperlukan persiapan, untuk meningkatkan kualitas SDM terutama lulusan perguruan tinggi yang nantinya akan berkompetisi langsung sebagai calon tenaga kerja.
Selain itu, Muhdi juga menambahkan bahwa diskusi ilmiah tersebut merupakan bagian dari kerjasama antara UPGRI dengan Universitas Malaysia Kelantan yang selama ini sudah terjalin.
Leave a Reply