MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH

Rabu, 25 Maret 2014, Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengatahuan Sosial (FPIPS) IKIP PGRI Semarang menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Peran Perguruan Tinggi dalam Pendidikan politik generasi muda dalam menghadapi pemilu 2014.”

Berita Terkait :

Acara yang dihadiri siswa, guru IPS Se-Kota Semarang, Mahasiswa, dan dosen ini menghadirkan pembicara Drs Warsito, SU (Pembantu Rektor III UNDIP), Wahyu Kurniawan S. Sos (KPU Prov. Jateng), Drs. Maryanto, MSi (dosen IKIP PGRI Semarang. Dalam kesempatan tersebut Dra. Titik Haryati, M.Si, Dekan FPIPS IKIP PGRI Semarang menyampaikan bahwa pemilu sangatlah penting bagi sebuah negara demokrasi. Namun banyak tantangan yang dihadapi dalam pemilu kali ini antara lain terjadinya penurunan partisipasi pemilih, pemilih pemula yang cukup besar, caleg irasional, dan berbagai masalah lain.

Dra. Sri Suciati, M.Hum, Wakil Rektor I IKIP PGRI Semarang menyampaikan bahwa sekarang ini terjadi apatisme pemilih terutama pemuda. Apatisme tersebut terbangun karena para wakil rakyat banyak yang menyalahgunakan wewenang seperti korupsi, kolusi, nepotisme, rapat sering tidur, dan bolos sidang. Mereka tidak ingin memilih calon legislatif yang seperti itu. Seminar ini diharapkan akan memimbing mahasiswa dan siswa untuk memilih pemimpin yang memberi manfaat.

Sementara itu Drs. Warsito, SU menyatakan bahwa para calon pemilih sebelum masuk kedalam TPS sudah mengantongi kreteria. Kreteria tersebut antara lain komintmen caleg, visi, dan integritas caleg. Menurutnya sekarang ini terjadi jarak sosial dan jarak demografis antara caleg
dengan pemilih.

Wahyu Kuriawan, S. Sos dalam kesempatan tersebut menambahkan bahwa memilih dalam sistem demokrasi di Indonesia bukanlah kewajiban melainkan hak. Dia yang berada di Komisi Pemilihan Umum (KPU) terus mendorong khalayak untuk turut serta dalam pemilu dan memberikan swaranya. Namun KPU tidak bisa memaksa kalau pada kenyataannya menurut pemilih tidak ada calon yang layak dipilih. Maka diharapkan para partai mempersiapkan dan memberikan para caleg yang mumpuni.

Drs. Maryanto, M.Si menambahi bahwa ada lima kesalahan caleg adalah mereka malas belajar, sering mengabaikan proses hukum, tidak mengenal karakter pemilih, menganggap rakyat bodoh, dan mengabaikan metode investasi politik. “Investasi politik salah satu bentuknya adalah melibatkan diri pada aksi-aksi masyarakat jauh-jauh hari sebelum masa pemilu. Dengan demikian saat masa pemilu para caleg tersebut tidak merasa canggung dan tidak terlihat ada maunya.” tutur Maryanto. (Muhajir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>

Current day month ye@r *